Tak banyak orang yang tahu perihal riwayat catur sebagai
sebuah permainan. Mungkin dari Mesir, mungkin dari Cina, atau entah dari
belahan dunia yang mana ia berasal. Terlebih lagi bila kita menginventarisir
kembali jenis-jenis permainan catur. Namun demikian, tetap saja kita memahami
catur sebagai sebuah permainan, suatu aktifitas dengan muatan peraturan di
dalamnya.
Tapi benarkah catur hanya sekedar permaian ?
Ada
suatu telaah (pemaknaan) yang mungkin dapat kita gali dari permainan ini. Mari
kita lihat !
TERIKAT PERATURAN
Layaknya sebuah permainan, catur mempunyai peraturan yang
mengikat, baik berhubungan dengan pemain maupun dengan alat permainan itu
sendiri. Penempatan dan protokol bidak sudah diatur sedemikian rupa, antara
lain ; kuda dengan langkah letter L dan raja yang hanya boleh melangkah satu
demi satu kotak (sebagaimana repotnya menjadi aristokrat). Tidak setuju dengan
peraturannya ?
Jangan main !
ADIL
Lihatlah betapa adilnya permainan ini :
ü
Daerah bertahan dan daerah serang yang sama luas dan
bentuk
ü
Materi dan komposisi ‘pasukan’ yang sama kuat
ü
Formasi awal yang sempurna-serupa
ü
Bila putih membuat satu langkah, maka hitam juga hanya
boleh membuat satu langkah
ü
Ingat, ini perang terbuka. Bidak tidak boleh menyusup,
melangkah ke luar arena, kecuali bila sudah ‘dimakan’ musuh.
STRATEGI CANTIK
Atas keterikatan aturan dan ‘keadilan’ material tadi,
kemenangan hanya dapat diraih dengan memilih dan menjalankan strategi yang
jitu. Ingat, kita ingin memenangkan peperangan (war) bukan sekedar
pertempuran (battle). Tidak jarang, untuk mengelabui lawan, pemain
cenderung ‘mengorbankan’ salah satu bidaknya, dengan tujuan untuk mendapatkan
bidak lawan yang lebih ‘fight’. Memilih perang di daerah lawan, di daerah
sendiri, atau di daerah netral ? Terserah.
Anda ingin menang ‘kan ? Atau mungkin remis adalah bagian
dari strategi anda ?
GET THE REWARD !
Permainan catur sangat menghargai sebuah kerja keras.
Prajurit bintara (pion) yang berjuang sempurna, bertempur dengan berani, pada
akhirnya akan bisa menjadi perwira dengan pangkat apa pun yang ia mau. Dan
lahirlah perwira baru !
WHO IS THE KING ?
Ini sisi lain permainan catur, perihal hakiki predikat
pemimpin. Seseorang diangkat menjadi pemimpin karena dianggap mampu melindungi
orang-orang yang dipimpinnya. Tidak sangat aneh bila kita ingat bahwa dalam
catur, kita tidak mengenal presiden, tapi Raja, dan raja itu diangkat, bukan
dipilih. Strategi apa pun akan digunakan pemain untuk melindungi sang
Raja, the symbol of the power. Masalahnya, banyak pemimpin yang merasa
dan bertindak sebagai ‘Raja’. Pertanyaannya, bagaimana dengan pemimpin anda ?
And……. WHO IS THE REAL KING ?
Catur merupakan permainan yang sudah demikian akrab di
kalangan masyarakat. Kadang-kadang, bahkan seringkali, sebuah papan catur yang
sedianya hanya untuk dua pemain diramaikan dengan kehadiran penonton yang merasa
sebagai pemain. Manakala catur dimainkan (bukan dikompetisikan), seringkali
justru penonton yang mendominasi permainan. Kata lainnya ‘pembisik’.
Bagaimanapun, the other voice(s) ini akan mengganggu stabilitas
permainan, strategi menjadi kacau, kekalahan yang menyakitkan, atau kemenangan
yang terasa hambar. Pertanyaannya, siapakah anda ? Bidak, pemain atau
‘pembisik’ ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar